UMAT muslim hari ini, Kamis (24/9/2015), merayakan Hari Raya Idul Adha. Dari Sabang sampai Merauke, segenap rakyat Indonesia menjalani Hari Raya Kurban dengan khidmat dengan aman dan nyaman, tak seperti 53 tahun silam, di mana Presiden pertama RI Soekarno, justru nyaris tewas kala tengah Salat Id.
Hari Raya Idul Adha pada 1962, jatuh di tanggal 14 Mei, di mana kala itu sang proklamator melaksanakan Salat Id di Masjid Baiturahim, bersama sejumlah pejabat negara lainnya.
Tanpa dinyana, nyawa “Putra Sang Fajar” terancam teror nyata dengan adanya penembakan dari salah satu jamaah di belakang shaf sang pemimpin besar revolusi.
Seperti dikutip dari buku ‘Sukarno, Tentara, PKI: Segitiga Kekuasaan Sebelum Prahara Politik 1961-1965’, Sanusi Firkat, simpatisan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII)melepaskan sejumlah tembakan dari jarak 5-6 meter dari belakang.
Peristiwa itu terjadi ketika kegiatan salat itu tengah memasuki rakaat kedua. Beruntung, tembakan Sanusi dari empat shaf di belakang Soekarno itu meleset. Tapi tembakannya mengenai bahu imam Salat Id yang juga Ketua DPR kala itu, Zainul Arifin.
Empat jamaah lainnya juga turut terluka, yakni Ketua Nahdlatul Ulama pada saat itu, KH Idham Chalid, Pengawal Presiden Ipda Darjat, Pengawal Presiden Brigadir Susilo dan pegawai istana Momahad Noer.
Dengan cepat pula, Komandan Detasemen Kawal Pribadi Presiden, Mangil Martowidjojo yang kebetulan pada saat itu memilih tak melaksanakan salat, menyergap si penembak.
Dari pengakuan Sanusi di kemudian hari, tembakannya meleset karena pada saat itu, Sanusi bak melihat sosok Soekarno terlihat “jadi dua”, hingga gagal memfokuskan arah tembakannya.
Sanusi kemudian divonis mati. Tapi seperti termaktub dalam buku ‘Dari Revolusi 45 sampai Kudeta 66: Kesaksian Wakil Komandan Tjakrabirawa’, Soekarno merasa iba untuk menandatangani dokumen eksekusi Sanusi.
Upaya pembunuhan Soekarno yang kelima kalinya itu kemudian memunculkan tersangka baru, seorang kiai dari Bogor, H. Moh. Bachrum yang dituduh sebagai otak penembakan itu.
Meski turut diseret ke bui di RTM (Rumah Tahanan Militer), kemudian di Rutan Salemba, Kiai Bachrum pada akhirnya mendapat grasi dan menghirup udara bebas.
Sekian Cerita yang berjudul "Ketika Soekarno Nyaris Mati Kala Salat Idul Adha" yang dikutip dari okezone semoga informasi ini dapat bermanfaat.
0 comments